Tuesday 27 December 2011

Pulau Sulawesi

Kutemukan gambar pulau Sulawesi ini di antara picture FB kawan yang juga berasal dari Sulawesi.
Sampai sekarang saya belum mengetahui lokasi diambilnya gambar tesebut.
Entah nyata atau cuma editan, wallahu a'lam...
yang jelas... gambar ini keren ^_^


Sukses buat teman-teman semua dalam menghadapi exam

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya...
yaa... begitulah kira-kira makna dari sya'ir arab yang tertulis dalam gambar di bawah ini.
Semua akan mendapatkan hasil sesuai yang di usahakannya.
Sambil belajar dgn sungguh-sungguh jangan lupa untuk berdoa kepada Allah Sang Creator, karena semua yg terjadi atas ijin-Nya jua.
Setelah berdoa dan berusaha, semuanya kita serahkan kepada Allah, karena Allah yg tau apa yang terbaik untuk kita in the future.
Ma'annajah for all....



Thursday 13 October 2011

Kajian Islamiyah ..::: Urgensi Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam :::..

Urgensi Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam*

Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu tradisi sosial yang berkaitan erat dengan tabiat manusia. Karenanya jika ada dua orang atau lebih, mereka membutuhkan seseorang yang dapat mengatur hubungan di antara mereka. Dalam kondisi demikian salah seorang dari mereka perlu memimpin baik secara terus-menerus atau bersifat sementara sementara. Setiap orang merupakan pemimpin dalam satu keadaan dan dipimpin dalam keadaan yang lain.

Islam memberi perhatian serius terhadap kepemimpinan dan umat Islam dituntut agar senantiasa menyadari pentingnya masalah ini. Kepemimpinan dalam perspektif Islam tidaklah semata-mata bertumpu pada pemimpin tertinggi seperti kepala negara. Tetapi setiap individu muslim dianggap sebagai pemimpin dan bertanggungjawab terhadap orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Rasulullah s.a.w bersabda:

كـلكـم راع وكـلكـم مسـؤول عـن رعـيـّتـه: الإمام راع ومسـؤول عـن رعـيـّتـه, والرجل راع فى أهـله وهـو مسـؤول عـن رعـيـّتـه, والمرأة راعـية فى بـيت زوجها ومسـؤولة عـن رعـيّـتها, والخادم راع فى مال سـيده ومسـؤول عن رعـيـّته

“Setiap kamu adalah penjaga (pemimpin) dan setiap kamu adalah bertanggungjawab terhadap jagaannya. Kepala negara adalah penjaga dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Suami adalah penjaga dan bertanggungjawab terhadap keluarganya. Isteri adalah penjaga dan bertanggungjawab terhadap rumah suaminya dan khadam adalah penjaga dan bertanggungjawab terhadap harta tuannya”.

Berdasarkan hadits di atas, dapat dipahami bahwa pada tahap yang paling minimal, seorang individu bertanggungjawab memimpin dirinya sendiri. Hirarki kepemimpinan meningkat setahap demi setahap sesuai kebutuhannya dalam suatu masyarakat, mulai dalam konteks keluarga hingga kepemimpinan yang tertinggi di tingkat negara. Dalam semua tingkatan kepemimpinan ini, pemimpin bertanggungjawab penuh terhadap pengikut-pengikut atau orang yang dipimpinnya. Lebih tinggi kedudukan kepemimpinan seseorang, lebih tinggilah amanah yang harus dipikulnya. Pemimpinlah sebenarnya yang bertanggungjawab menentukan ke arah mana pengikutnya akan dibawa. Keharmonisan atau kegelisahan yang terjadi dalam masyarakat sangat terkait dengan agenda yang dibawa oleh pemimpin. Banyak dalil-dalil syara’ yang menekankan fungsi pemimpin sebagai penggerak sosial dan mengakui bahwa pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap sikap dan perilaku pengikutnya.

URGENSI KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Islam adalah agama sekaligus sebagai sebuah sistem kehidupan (way of life), yaitu sistem yang menggabungkan antara ibadah dan siyasah (politik), karena peranannya dalam kehidupan manusia bukan sekedar untuk memberi petunjuk, tetapi juga untuk memberikan pengaruh dan mengaplikasikan ajaran-ajarannya dalam semua aspek kehidupan manusia.

Seorang muslim tidak dapat mengatur kehidupannya sesuai dengan aturan Islam kecuali jika ada masyarakat yang menaunginya, pemimpin yang melindunginya sehingga terjaminlah keamanan diri dan agamanya. Itulah sebabnya kepemimpinan dalam Islam merupakan prinsip yang sangat penting dan mendasar bahkan dianggap sebagai kewajiban. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa agama adalah asas sedangkan kekuasaan adalah penjaga, sesuatu yang tidak mempunyai asas akan runtuh dan yang tidak mempunyai penjaga akan hilang. Ungkapan yang masyhur menyebutkan:

إن الـلّه يـزع بالسـلـطان مـالا يـزع بالقـرآن
“Sesunggunya Allah mencegah dengan kekuatan penguasa, apa yang tidak dapat dicegah dengan al Qur’an”.

Maksudnya bahwa pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan oleh manusia tidak dapat dikontrol dan diawasi melainkan dengan kekuasaan, sedangkan al-Qur’an merupakan konsep undang-undang yang membutuhkan penetapan hukum dan penerapan (enforcement of the law) oleh pihak pemerintah.

Oleh sebab itu kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang diwajibkan oleh Islam, karena peranan agama dalam kehidupan manusia bukan sebatas memberi petunjuk untuk meluruskan aqidah, tetapi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan mereka sesuai dengan manhaj Allah dan syariat-Nya. Hal ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya kekuasaan yang menjalankan hukum-hukum syariat dalam kehidupan manusia.

Setiap nabi dan rasul yang diutus oleh Allah S.W.T. kepada ummat manusia telah diberikan manhaj dan syariat untuk dilaksanakan dan bukan sekedar dibaca dan dipelajari saja. Ini berarti bahwa tegaknya kepemimpinan dan pemerintahan termasuk tugas para nabi dan rasul dalam rangka memudahkan terlaksananya hukum dan syariat Allah S.W.T. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَادَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ
“Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil.

Islam sebagai risalah terakhir dan syariat yang sempurna, tidak mungkin dapat terwujud tanpa disertai dengan tegaknya prinsip-prinsip atau dasar-dasar negara yang akan mewujudkan tujuan ajaran Islam ini melalui pelaksanaan undang-undang di kalangan umat manusia. Allah cAzza wa Jalla berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu (wahai Muhammad) dengan membawa kebenaran, supaya engkau mengadili di antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu”.

Pemerintahan (government) dan kepemimpinan bagi suatu umat (masyarakat) sangat penting karena merupakan fitrah dan tuntutan kehidupan sosial umat manusia. Hal ini telah dipahami oleh Rusulullah s.a.w. bahkan tanpa membatasi pentingnya kepemimpinan pada komunitas yang besar saja tetapi juga dalam komunitas yang kecil. Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w. bersabda:

إذا خـرج ثلاثة فى سـفـر فـليـؤمّـروا أحـدهـم
“Apabila tiga orang dalam perjalanan maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin”.

Dengan demikian, sangat jelas bahwa kepemimpinan dalam kehidupan bermasyarakat harus terwujud.

Imam al Mawardi menyatakan dalam kitabnya al-Ahkām al-Sultāniyah: “Lembaga kepala negara dan pemerintahan diadakan sebagai pengganti fungsi kenabian dalam menjaga agama dan mengatur kehidupan dunia. Pengangkatan kepala negara untuk memimpin umat Islam adalah wajib menurut ijma’ (consensus).

Dalam konteks ini menurut Ibnu Taimiyah, mengatur urusan umat manusia termasuk kewajiban agama yang besar, bahkan tidak mungkin agama dan dunia dapat ditegakkan jika tidak ada pemerintahan. Sesungguhnya kemaslahatan manusia tidak mungkin dicapai kecuali mereka hidup bermasyarakat, dalam masyarakat itu mereka saling membutuhkan antara satu dengan yang lain sehingga membutuhkan seorang pemimpin.

Dalam masalah yang sama Ibnu Khaldun menyatakan: “Pengangkatan imam (pemimpin) adalah wajib, kewajiban tersebut berdasarkan ijma’ para sahabat dan tabi’in. Karena ketika Rasulullah s.a.w. wafat, para sahabat beliau segera membaiat Abu Bakar (r.a.) dan menyerahkan segala urusan mereka kepadanya. Demikian pula pada setiap zaman setelahnya, umat Islam tidak pernah dibiarkan dalam ketidakaturan pada suatu masa. Hal ini telah menjadi ijma’ yang menunjukkan wajibnya mengangkat pemimpin”.

KESIMPULAN

Islam merupakan ajaran sekaligus sebagai sistem kehidupan di mana ajarannya bersifat kamil (perfect) dan syamil (comprehensive), mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam tidak memisahkan antara urusan dunia dan akhirat, ilmu agama dan ilmu umum, termasuk agama dan politik.

Kepemimpinan (leadership) dan politik dalam Islam bukanlah tujuan melainkan hanya sebagai wasilah untuk membangun sistem kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Politik Islam adalah pengelolaan pemerintahan dengan sistem Islam, bukan sekedar mendirikan partai Islam atau berlebel Islam.

Dalam konteks sistem demokrasi partai-partai Islam harus memperjuangkan misi Islam dan kepentingan kaum muslimin. Partai Islam harus melakukan perubahan sistem yang lebih baik atau paling minimal mencegah terjadinya berbagai penyimpangan dan penyelewengan dalam pemerintahan.


*Disampaikan oleh Nashirul Haq Marling dalam diskusi PPSS IIUM di kampus Gombak 15 Oktober 2011.

Wednesday 5 October 2011

Moko, Merek Mobil Lokal Sulsel

OBSESI Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo untuk menghadirkan Mobil murah untuk rakyat semakin jelas dan nyata dihadapan mata. Gubernur berkesempatan mencoba mobil tersebut di kawasan PT INKA Madiun, Jawa Timur, Minggu (2/10/2011).

Kunjungan gubernur diterima langsung oleh direktur utamanya, Ir Roos Djatmiko bersama jajaran direksinya.

Ia menjelaskan PT Industri Kereta Api adalah satu-satunya industri kereta api terpadu di kawasan Asean yang dibangun sejak tahun 1981 dan mempekerjakan karyawan sebanyak 800 orang di pabrik yang memiliki luas 22,5 hektar.

Gubernur Sulsel dalam kunjungannya mengatakan sangat gembira dan terharu melihat hasil karya anak bangsa karena ide ini muncul karena begitu banyak kendaraan yang hilir mudik dihadapan kita namun tidak ada satupun yang dihasilkan dari tangan anak Indonesia.




Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan kendaraan roda empat yang diberi nama "moko". Mobil yang diproyeksikan menjadi mobil murah untuk usaha produktif di pedesaan ini rencananya akan dilounching pada peringatan hari jadi Sulsel ke-342 di Makassar.

Dalam kunjungannya ke Madiun, gubernur turut didampingi oleh Ketua DPRD Sulsel Moh Roem, Asisten Bidang Kesra Sulsel Amal Natsir, Kadis Koperasi Sulsel M Yamin, Kadis Bina Marga Sulsel Abd Latief, Kadis PSDA Sulsel Soeprapto, serta Karo Humas Agus Sumantri.

Selain meninjau pabrik mobil "Moko", dalam kunjungan tersebut dibahas kemungkinan menghadirkan kereta api sebagai modal transportasi di Sulsel.

Gubernur akan berusaha meyakinkan rencana tersebut saat rapat perkereta apian bersama Kementerian Perhubunhgan 6 Oktober mendatang di Makassar untuk memanfaatkan jalur trans Sulawesi khususnya dikawasan Mamminasata.

Visit Makassar 2011

Visit Makassar - Makassar telah mendeklarasikan suatu acara yang bernuansa pariwisata, acara ini disebut VISIT MAKASSAR 2011. Makassar memang pas untuk dikunjungi, karena Kota ini kaya akan potensi parawisata, diantaranya wisata budaya, wisata alam, wisata religius, shopping, serta wisata kuliner.
Tengoklah misalnya, Anjungan pantai Losari, Tanjung Bayang, Pantai Akkatena, makam Diponegoro, Benteng Fort Rotterdam, Makam Raja-raja Tallo, Pelabuhan tradisional Potere, wisata kuliner antra lain, coto makassar, sop ulu juku, pallu basa, pallu mara, kambu paria, raca-raca taipa dll.
Sangat tepatlah bila pemerintah menggelontorkan program di tahun 2011 ini, Visit Makassar 2011.
Mariki ke Makassar, kunjungi makassar dan nikmati sensasinya.
Nah bagi Anda yng ingin ke Makassar, berikut kalender program atau agenda Visit Makassar And Beyond 2011:

Januari
- Makassar MICE Outlook

Februari
- Karnaval Cap Go Meh
- Festival Barongsai ASEAN
- International Youth Meeting
- Upacara adat Maudu Lompoa

Maret
- Festival Perkusi Nusantara
- Mega Bazaar Computer

April
- Lomba lari Makassar 10K
- Fun Race Dragon Boat
- FEMME 2011
- Makassar International Festival
- Paskah Oikumene 2011 (Easter Day)
- Pemilihan Dara dan Daeng Makassar

Mei
- Makassar Bike Festival

Juni
- Festival Computer Indonesia
- Tour de Makassar
- International Water Festival
- Cinta Makassar, Cinta Museum

Juli
- Indi Clothing Festival
- Jazz@Fort Rotterdam
- Festival Internasional Pemuda Olahraga dan Bahari (FIPOB 2011)
- Sandeq Race 2011
- Jambore Daerah Budaya
- Festival Internasional Layang-layang
- Wushu National Championship

Agustus
- Tabligh Akbar dan Salam Ramadhan
- Pasar Raya Ramadhan
- Pemecahan Rekor MuRI Bakar Ikan 2 KM

September
- Makassar Acuracy Waterlanding and Boogie Jumping 2011
- Pertemuan Saudagar Bugis Makassar 2011
- The 3rd Mattalatta Cup
- Smart Anging Mammiri

Oktober
- Makassar Jazz Festival
- Makassar Art Moment
- KTI Expo
- Makassar Great Sale 2011
- Kemilau Batik Nusantara
- Pasar Festival Makassar
- Indonesia Open X-Sport Championship
- International Ecotourism Business Forum
- Festival Seafood Internasional
- Sail Spermonde
- Lagaligo Mystery Expo
- Celebes Fair

November
- Perayaan Hari Jadi 404 Makassar
- Makassar Computer Expo
- Makassar Fair 2011
- 2nd Indonesia Seaweed Forum
- Makassar International Photo Exhibition
- Malaysia, Singapura, Indonesia (Malsindo) Expo
- Trade, Tourism, and Investment Expo
- Festival Losari 2011
- Festival Kuliner Tradisional Makassar 2011

Desember
- Festival Masugi Maraja
- Tallo River Festival.

..::: Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M. Jusuf :::..


Sekilas Sejarah

Ide awal muncul di tahun 1989 dimana waktu itu Almarhum Jenderal M. Jusuf sebagai Amirul Hajj menyampaikan gagasan untuk mendirikan mesjid yang monumental di Ujung Pandang (Kini Makasar) kepada sejumlah tokoh yang menunaikan ibadah haji, diantaranya Munawir Sjadzali, Edi Sudradjat, M. Jusuf Kalla dan beberapa lagi yang lain; dan mendapat sambutan spontan.

Pada Bulan Ramadhan 1414H (3 Maret 1994), Jenderal (Purnawirawan) M. Jusuf mengundang beberapa menteri dan sejumlah pengusaha. Beliau lalu mengemukakan gagasan membangun pusat pengembangan peradaban Islam yang berintikan sebuah masjid, dan ditempatkan di Makassar. Bukan semata mata karena beliau berasal dari Sulawesi Selatan tetapi karena kota itu merupakan titik sentral kawasan timur Indonesia, dan masyarakatnya agamis, terlihat misalnya presentasi jemah haji cukup besar.

Dana yang terkumpul secara spontan saat pertemuan tersebut, tidak saja berasal dari pejabat dan pengusaha muslim. Tapi juga dari pengusaha non muslim seperti Prayogo Pangestu, James T Riyadi atau Harry Darmawan. Jumlahnya cukup besar untuk pembangunan sebuah mesjid dan perlengkapannya sebagai idaman pencetusnya.

Gagasan tersebut kemudian direalisasikan. Langkah pertama adalah dikonsultasikannya kepada Gubernur Sulawesi Selatan waktu itu, Prof. Dr. A. Amiruddin sebagai Gubernur. Gubernur pun dengan cepat menanggapi gagasan mulia itu karena sudah lama Majelis Ulama Sulawesi Selatan mengusulkan perlunya pemugaran Mesjid Raya yang dibangun tahun 1955. Beliau segera melakukan langkah langkah kearah terwujudnya gagasan tersebut. Kemudian Zainal Basri Palaguna yang menggantikan Prof Dr.A. Amiruddin sebagai Gubernur Sulsel, juga tetap mendukung pendahuluya untuk mewujudkan sebuah masjid yang menjadi Pusat Islam di Sulsel.

Tanggal 3 Maret 1994 M atau 20 Ramadhan 1414 H disepakati sebagai hari lahirnya Yayasan Islamic Center (YIC) yang dibuatkan aktanya oleh Notaris Mestariany Habie di Ujung Pandang dengan nomor akta 18 tahun 1994.

Setelah dimanfaatkan selama sepuluh kali bulan Ramadhan, secara alami Mesjid Al-Markaz Al-Islami akhirnya resmi menggunakan nama lengkap : “Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M.Jusuf”, sebagai penghargaan kepada Almarhum Jenderal M Jusuf (Wafat 8 Septermber 2004) yang telah menjadi pemrakarsa dan pendiri mesjid serta ketua umum Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami)

Al-Markaz sendiri diresmikan pemanfaatannya tanggal 21 Sa’ban 1416H atau 12 Januari 1996. Penggunaanya nama itu telah diresmikan oleh M.Jusuf Kalla, selaku wakil Presiden Republik Indonesia sampai sekarang pada hari Jumat, tanggal 9 Syawal 1326 H atau 11 Januari 2005. Saat itu HM.Jusuf Kalla juga menjabat sebagai ketua Yayasan Islamic Center (Al-Markaz Al-Islami).


Asal Muasal Nama Masjid Al Markaz

Nama Jenderal M Jusuf itu sesungguhnya sudah disepakati sejak akhir Desember 1995, dalam rapat pengurus Yayasan Islamic Center di Jakarta untuk diberikan sebagai nama mesjid di Makasar yang akan diresmikan sebelum bulan ramadhan 1416H oleh pemrakarsa dan pendirinya.

Pada awalnya, mesjid berkapasitas 10.000 orang ini mempunyai beberapa versi nama yang menjadi pembicaraan dikalangan pengurus Yayasan dan juga di kalangan public. Dari Pihak keluarga diusulkan hanya menggunakan nama :Muhammad Jusuf seperti tercantum pada akte Yayasan Islamic Center (Akter Notaris no 18 1994) dan surat surat yang ditandatangani dalam kapasitas beliau sebagai ketua Umum Yayasan Islamic Center saja. Namun dari pihak lain, juga muncul versi lain yaitu menggunakan nama Jenderal M Jusuf untuk menjelaskan identitas beliau, sebagai prajurit sejati yang berpangkat jenderal Bintang Empat (satu satunya kelahiran Sulsel di Angkatan Darat).

Dengan identitas itulah nama itu tidak akan dikacaukan dengan orang orang yang mempunyai nama yang sama , terutama dengan nama H.M Jusuf Kalla yang menjadi Ketua Harian yayasan Islamic Center yang juga besar jasanya dalam pembangunan dan pembinaan mesjid ini.

Akhirnya Jusuf Kalla memutuskan bahwa nama yang akan digunakaan adalah nama yang menjelaskan identitas dari tokoh yang dikaguminya itu yaitu Jenderal M Jusuf. Jenderal M Jusuf sendiri belum langsung mau menggunakan nama itu kecuali jika “waktunya sudah tepat”. Akhirnya pernyataan itu pun dipahami oleh semua pihak yang hadir sebagai sikap yang bijak, bahwa beliau tidak menolak penggunaan namanya, namun setelah beliau sudah tiada. Disepakati pula bahwa untuk sementara nama yang akan digunakan bagi mesjid yang akan berdiri dibekas kampus Universitas Hasanuddin itu akan menggunakan nama MASJID AL-MARKAZ AL-ISLAMI (Mesjid pusat Islam atau Mesjid Islamic Center)

Mesjid Al-Markaz dirancang oleh Ir. Ahmad Nu’man sebagai konsultan perencana dan pengawas yang juga sebagai Direktur PT. Birno-Bandung. Berarsitektur dengan berqiblat pada mesji Haram Makka Al Mukarramah dan Mesjid Nabawi Madina Al Munawwarah dengan memasukkan unsure Arsitektur Mesjdi Katangka Gowa dan Rumah Bugis Makassar yaitu tidak memiliki Kubah (Atap bundar) tetapi kuncup segi empat, meniru kuncup mesjid katangka dan rumah bugis. Pembangunan Mesjid diatas lahan kompleks seluas + 10 ha yang terletak dipusat kota, Jala Mesjid Raya No. 57 (Bekas kampus Universitas Hasanuddin) dengan pembangunan rencana awal sebanyk 3 fasilitas yaitu : Mesjid, Auditorium dan kompleks Sekolah

Namun karena keterbatasan lahan, akhirnya diputuskan auditorium itu tidak jadi dibangun. Sebagai gantinya, Lantai 1 Masjid dirubah tata letaknya sehingga berfungsi sebagai Aula. Pemancangan tiang pertama oleh Yogi S Memet (Menteri Dalam Negeri) waktu itu, dan edy Sudrajad yang juga Menteri Pertahanan dan keamanan juga pada waktu itu. Pemancangan dilakukan tanggal 8 Mei 1994 dan dilakukan awal juli 1994 oleh PT. Adhy Karya (Persero). Penentuan arah kiblat dilakukan tanggal 16 Juli 2004 oleh Tim IAIN (Institut Agama Islam Negeri) makasar (Prof. Dr. Syuhudi Ismail dkk) bersama pengurus YIC. Pembangunan Mesjid hanya berlangsung 17 bulan dan menelan biaya Rp. 14 Milyar. Dana itu bersumber dari sumbangan pemerintah dan sumbangan tokoh-tokoh masyarakat. terutama dari kalangan Pengusaha

Khotbah pertama oleh Prof. Dr. H.M.Quraisy Shihab, MA (Waktu itu Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan ceramah ilmiah perdana Oleh Almarhum Prof.Dr.H. Nurcholish Madjid

Kini Al-Markaz memiliki sebuah perpustakaan yang selalu ramai dikunjungi. Taman Kanak kanak (TK), Taman bacaan Alquran (TPA), Baitul Maal Watanwil (MMT, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Kelompok bimbingan ibadah Haji (KBIH), Koperasi, Lembaga penterjemah Alquran, Kursus Bahasa Inggris, Arab, Radio Penerbitan dan kegiatan lainnya.

Sunday 2 October 2011

Persatuan Pelajar Sulawesi Selatan

Persatuan Pelajar Sulawesi Selatan (South Sulawesi Student Assosiation) is a community which is located in International Islamic University Malaysia. Unity, Genetic Relationship, and Compatriots are our based sign in our traditional culture. This group was born to identify the same ideology within the student itself. Sulawesi Selatan or South Sulawesi is the area where all the vision and mission match in one and forwarded around the students for better league among them.