ppss.blogspot.com - Isu dialog antar agama akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan semakin kompleksnya kehidupan antar umat beragama. Dialog antar agama dipercayai sebagai solusi untuk menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Adanya perbedaan prinsipil dalam setiap agama memberikan peluang terjadinya konflik. Konflik antar umat beragama khususnya di Indonesia sudah sering terjadi. Konflik di berbagai daerah seperti Ambon, Poso, dan Sampit diyakini sebagai konflik yang timbul akibat paham agama.
Tentu kita masih ingat insiden di Ciketing Asem kota Bekasi. Insiden yang melibatkan umat Islam dan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur indah. Lalu benarkah dialog antar agama bertujuan untuk mengatasi konflik? Apa sebenarnya motif dan target di balik isu ini?
Motif di Balik isu Dialog Antar Agama
Ide untuk mengadakan dialog antar agama secara internasional, muncul pertama kali tahun 1932 saat Perancis mengutus delegasinya untuk berunding dengan para tokoh ulama Al-Azhar di Kairo. Pertemuan itu sengaja dirancang untuk membincangkan mengenai ide penyatuan tiga agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. Pertemuan itu kemudian ditindaklanjuti dengan mengadakan Konferensi Internasional yang menghadirkan para orientalis dan misionaris dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Konferensi itu diselenggarakan di Paris pada tahun 1933. Tidak lama kemudian, diadakan lagi Konferensi Agama-Agama sedunia tahun 1936.
Pertemuan tokoh-tokoh lintas agama
Tentu kita masih ingat insiden di Ciketing Asem kota Bekasi. Insiden yang melibatkan umat Islam dan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur indah. Lalu benarkah dialog antar agama bertujuan untuk mengatasi konflik? Apa sebenarnya motif dan target di balik isu ini?
Motif di Balik isu Dialog Antar Agama
Ide untuk mengadakan dialog antar agama secara internasional, muncul pertama kali tahun 1932 saat Perancis mengutus delegasinya untuk berunding dengan para tokoh ulama Al-Azhar di Kairo. Pertemuan itu sengaja dirancang untuk membincangkan mengenai ide penyatuan tiga agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. Pertemuan itu kemudian ditindaklanjuti dengan mengadakan Konferensi Internasional yang menghadirkan para orientalis dan misionaris dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Konferensi itu diselenggarakan di Paris pada tahun 1933. Tidak lama kemudian, diadakan lagi Konferensi Agama-Agama sedunia tahun 1936.
Pertemuan tokoh-tokoh lintas agama